Mengupas Data Pemasaran dengan Python: Kunci Pengambilan Keputusan Bisnis di Era AI

Di tengah derasnya arus digitalisasi, pengambilan keputusan bisnis tak lagi cukup hanya mengandalkan intuisi. Pergeseran fundamental menuju pendekatan berbasis data menuntut para praktisi untuk mampu mengolah dan menerjemahkan kumpulan informasi menjadi strategi yang efektif. Demi menjawab tantangan ini, data analitik berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) muncul sebagai kapabilitas krusial yang harus dimiliki.

Memahami kebutuhan tersebut, Research & Development for Societal Impact (RDSI) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menyelenggarakan workshop bertajuk “Analisis Data Pemasaran dengan Python untuk Pengambilan Keputusan Bisnis”. Pelatihan intensif yang berlangsung selama dua hari pada 30–31 Juli 2025 ini dirancang khusus untuk membekali para profesional dengan keahlian praktis dalam memanfaatkan Python, Machine Learning, dan Natural Language Processing (NLP).

Workshop ini dipandu langsung oleh Dr. Sahid S. Nugroho, M.Sc.,  marketing enthusiast dan dosen dari Departemen Manajemen FEB UGM yang memiliki keahlian mendalam di bidang analitik data dan AI. Sahid menekankan bahwa banyak perusahaan kini memiliki data yang melimpah, namun sering kali tidak tahu bagaimana cara memanfaatkannya secara optimal. Akibatnya, keputusan strategis masih sering bias oleh asumsi, bukan fakta.

“Di era ini, data adalah aset paling berharga, namun tidak akan berguna tanpa kemampuan untuk mengolahnya. Kami membekali para praktisi untuk ‘menerjemahkan’ data mentah menjadi strategi bisnis yang tajam dan terukur,” ujar Sahid.

Berbeda dengan workshop teoretis, kegiatan workshop berlangsung sangat interaktif dan praktis, setiap peserta terlibat langsung dalam praktik coding menggunakan studi kasus nyata. Peserta dipandu untuk melakukan berbagai analisis pemasaran esensial, mulai dari analisis sentimen pasar, segmentasi pelanggan, analisis pemposisianmerek (brand positioning), hingga memprediksi perilaku konsumen (consumer churn).

Dengan menguasai Python sebagai alat bantu, para peserta kini lebih siap untuk menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih personal, dan pada akhirnya, mendorong pertumbuhan bisnis berdasarkan wawasan yang berbasis data.

Reportase: Sabiq Muhammad Al Ghozi

Editor: Dian Asmara Djati

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

CHAT BOT